Previous Next
  • NewBloggerThemes.com - Enter Slide 1 Title Here

    Etiam tincidunt lobortis massa et tincidunt. Vivamus commodo feugiat turpis, in pulvinar felis elementum vel. Vivamus mollis tempus odio, ac imperdiet enim adipiscing non. Nunc iaculis sapien at felis posuere at posuere massa pellentesque. Suspendisse a viverra tellus. Nam ut arcu et leo rutrum porttitor. Integer ut nulla eu magna ...

  • NewBloggerThemes.com - Enter Slide 2 Title Here

    Proin ac leo eget nibh interdum egestas? Aliquam vel dolor vitae dui tempor sollicitudin! Integer sollicitudin, justo non posuere condimentum, mauris libero imperdiet urna, a porttitor metus lorem ac arcu. Curabitur sem nulla, rutrum ut elementum at, malesuada quis nisl. Suspendisse potenti. In rhoncus ipsum convallis mauris adipiscing aliquam. Etiam ...

  • NewBloggerThemes.com - Enter Slide 3 Title Here

    Etiam ultrices felis sed ante tincidunt pharetra. Morbi sit amet orci at lorem tincidunt viverra. Donec varius posuere leo et iaculis. Pellentesque ultricies, ante at dignissim rutrum, nisi enim tempor leo, id iaculis sapien risus quis neque. Ut sed mauris sit amet eros tincidunt adipiscing eu vitae lectus. Class aptent ...

  • NewBloggerThemes.com - Enter Slide 4 Title Here

    Pellentesque ut ante magna, eget suscipit metus. Sed scelerisque, urna non vehicula porta, urna tortor malesuada elit, vel ornare tortor diam vel augue? Nunc quis dolor vitae arcu ullamcorper sagittis. Nulla tincidunt velit at nibh ornare condimentum. Fusce metus libero, rhoncus vel ultricies sit amet, scelerisque in eros! Nam adipiscing ...

Kamis, 27 Desember 2012

Teori Ferdinand Tonnies

Posted by Unknown | 22.02 Categories:


Pandangan Ferdinand Tonnies 
Dikotomi antara bentuk struktur sosial pramodern dan yang modern tidak hanya dikenal dalam analisa Durkheim. Mungkin sangat mirip dengan distingsi Tonnies yang terkenal itu antara masyarakat Gemeinschaft dan masyarakat Gesellschaft. Terjemahan Inggrisnya adalah community dan society untuk masing-masingnya, yang pada dasarnya juga berhubungan dengan istilah solidaritas mekanik dan organik.
Bagi Tonnies, masyarakat Gemeinschaft mencerminkan satu kemauan yang bersifat alamiah dan memperlihatkan satu struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh dan memperlihatkan spontanitas dalam perilaku. Sebaliknya masyarakat Gesellschaft ditandai oleh kemauan yang bersifat rasional, yang lebih direncanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang didasarkan pada spesialisasi tertentu. Disitingsi Maine antara status dan kontrak memperlihatkan dikotomi yang serupa, seperti yang kemudian banyak dilukiskan oleh Redfield antara kebudayaan rakyat dan kebudayaan kota. (Johnson, 1986 : 189).
Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-proses biologis, bukan pula mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian individual yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan didorong oleh naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah usaha manusia untuk memelihara relasi-relasi timbal balik yang mantap dan kemauan manusia mendasari masyarakat. Sehubungan dengan kemauan itu, Tonnies kemudian membedakan antara Zweekwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu dorongan batin berupa perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm Wundu.
Menurut Ferdinand Tonnies, seseorang sosiolog dari Jerman pada tahun 1885-1936 dalam  bukunya “gemeinschaft und gesselschaft” (1887) bahwa semua hubungan antar manusia yang menimbulkan suatu ikatan berasal dari dua rupa sifat-sifat pokok, yakni “wessenwillen” manusia atau “kurwillen” manusia. “wessenwillen” itu ialah bentuk-bentuk kehendak, dalam arti positif atau negatif yang berakar pada perasaan (hasrat naluri) dan diperkuat oleh pemakaian, jadi sebagai kebiasaan serta disempurnakan oleh agama dan kepercayaan. Di dalamnya termasuk juga kehendak yang positif yakni apabila kehendak itu ditujukan kepada alat-alat untuk mencapai suatu  tujuan, merupakan alat itu bersama-sama dengan tujuan dirasakan dan dipikirkan sebagai kesatuan.
Pada umumnya, wessenwillen itu bersifat tak rasional dalam arti tidak mengurangi sifat dari pada akal itu sendiri, bersifat subyektif serta statis. Dan segala ikatan sosial yang cenderung kepada sifat-sifat tak rasional-subyektif-statis, oleh Tonnies disebut Gemeinschaft. Kurwillen adalah bentuk-bentuk kehendak, dalam arti positif atau negatif yang berakar pada akal pikiran atau rasio, jadi diperhitungkan untung ruginya terlebih dahulu. Misalkan dalam hal timbul perbedaan, yakni apabila tujuan dan alat-alat itu tidak bertepatan artinya apabila alat itu berlainan, bahkan bertentangan dengan tujuan namun meskipun demikian masih juga diakui dan dikehiendaki sebagai alat, jadi juga dengan mengalahkan rasa segan, enggan, masgul atau perasaan-perasaan lainnya yang tak logis ataau tak rasional.
Pada umumnya kurwillen itu bersifat rasional, obyektif dan dinamis. Dan segala ikatan sosial yang cenderung kepada sifat-sifat rasional-obyektif-dinamis, ini oleh Tonnies disebut Gesselschaft. Dengan adanya pembagian bentuk pergaulan hidup secara tajam yaitu gemeinschaft dan gesselschaft tersebut di atas, merupakan dua ujung pergaulan hidup yang paling berlawanan. Namun demikian pergaulan hidup sebagai dua kutub yang murni, yaitu gemeinschaft atau gesselschaft yang mutlak, pada hakekatnya tidak pernah terdapat dalam arti yang mutlak nyata. Sebab dalam praktek ada kemungkinan tiap-tiap pergaulan hidup, pertentangan itu agak samar-samar. Jadi diakuinya ada berbagai jenis pergaulan hidup menurut kenyataan merupakan paduan dari unsur sifat-sifat itu saling bergantian dan saling bercampur-baur yang membentuk pergaulan hidup dengan ciri-ciri tersendiri.
Sehubungan dengan itu para sarjana sosiologi atas dasar campuran teori klasik dari Tonnies, memberi istilah-istilah sendiri serta menyebutkan sifat-sifat serta pembatasan-pembatasan tertentu dalam menggolong-golongkan pergaulan hidup yang nyata yang banyak macamnya itu antara lain:
1.      Keluarga dan kerabat – Community Primeir
2.      Community – Society
3.      Desa dan Kota
4.      Crowd
5.      Kelompok pada umumnya
6.      Golongan dan kelas
7.      Bangsa, Negara, Nasion
8.      Perkumpulan dan sebagainya.

Analisis Struktur dan Proses Sosial

Posted by Unknown | 21.59 Categories:


Demo Tolak Kenaikan BBM Di Jl Diponegoro Rusuh
Reporter: Eko Prasetya
Belasan mahasiswa kembali melakukan demontrasi di depan Kampus UKI Salemba di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat. Demo tersebut kembali rusuh dan menyebabkan kemacetan di Jalan Diponegoro.
Pantauan merdeka.com, Selasa (13/3), demo belasan mahasiswa yang menolak rencana kenaikan BBM tersebut awalnya berjalan tertib. Tiba-tiba mahasiswa yang menggunakan setengah jalan membakar dua ban dalam aksi di Jl Diponegoro.
Hal itu mengundang petugas kepolisian untuk beraksi dan langsung memadamkan api karena aksi bakar ban tersebut mengganggu lalu lintas di sekitar lokasi. Namun mahasiswa tidak terima dengan hal tersebut sehingga terjadi aksi dorong-dorongan antara petugas kepolisian dengan mahasiswa.
Aksi semakin memanas dan bentrokan pun pecah di Jl Diponegoro. Beberapa mahasiswa juga melempari polisi dengan batu dan bata. Baku pukul di kedua pihak terjadi untuk beberapa saat.
Akibat kejadian ini Jl Diponegoro, tepatnya di depan RSCM macet. Kendaraan yang melaju dari arah mentang menuju Salemba tidak berani melintas saat bentrokan terjadi.[hhw]
      
Sumber Berita: 


Analisis Berita

Sejatinya, demonstrasi di negara demokrasi seperti Indonesia merupakan suatu hal yang sah dilakukan. Demonstrasi dinilai sebagai bentuk tanggapan atau aspirasi rakyat atas apa yang terjadi di dalam pemerintahan baik yang positif maupun yang negatif. Demonstrasi dinilai dapat menjadi saluran yang efektif. Demonstrasi sendiri bisa mendapat izin dari aparat berwenang dengan berbagai macam syarat yang sudah ditetapkan. Akan tetapi, terkadang syarat perizinan tersebut tidak diindahkan oleh para demonstrans. Tindakan yang tidak kooperatif tersebut dapat memicu  timbulnya masalah baru.
            Jika dilihat dari kacamata Sosiologi khususnya macam-macam bentuk interaksi disosiatif, demo kenaikan BBM di atas termasuk ke dalam interaksi disosiatif kontravensi dan pertentangan. Bisa dikatakan kontravensi karena kegiatan demo tersebut berniat untuk menghalangi pemerintah menaikkan harga BBM. Selain itu, demo tersebut dikatakan kontravensi karena tidak berakhir dengan pertikaian. Kemudian, juga bisa disebut pertentangan karena demo di atas berakhir dengan kericuhan dan kekerasan.
            Demo kenaikan harga BBM di atas tergolong dalam demonstrasi yang menimbulkan masalah baru. Demo yang pada awalnya ingin menyampaikan aspirasi rakyat yang keberatan dengan naiknya harga BBM justru berakhir ricuh. Mahasiswa sebagai peserta demo melakukan aksi anarkis dengan membakar dua ban. Hal tersebut merupakan pelanggaran tata tertib dalam berdemo. Selain itu, aksi tersebut juga merugikan pengguna jalan yang melintasi jalan Diponegoro Jakarta Pusat. Hal ini sangat disayangkan, karena demo yang semestinya berniat baik justru merugikan orang lain.
            Sebenarnya, kebanyakan demo dilakukan atas dasar kekecewaan pada kebijakan pemerintah. Kekecewaan itulah yang membuat para demonstrans melakukan demo disertai dengan emosi yang meluap-luap, walaupun tidak semuanya. Emosi tersebut mereka wujudkan dalam tindakan-tindakan yang tidak semestinya dalam aktivitas demo. Tapi, tidak selamanya demonstrans dapat disalahkan. Aparat pengamanan demo yang bertindak terlalu keras pada pendemo juga tidak dibenarkan. Mereka seharusnya mengawal dengan sewajarnya dan bertindak keras apabila para demonstrans sudah bertindak hal-hal yang bersifat merusak dan merugikan.
Demo yang tertib dapat terlaksana asalkan para demonstran dapat menjaga emosinya dengan baik.  Selain itu, demo yang tertib juga harus didukung pengamanan aparat terkait. Hubungan yang baik antara pendemo dan aparat pengaman dapat terjadi dalam setiap aktivitas demo agar tidak terjadi kerusuhan yang merugikan orang lain. Selanjutnya, setelah demo berjalan dengan baik diharapkan pemerintah juga dapat menerima aspirasi para demonstrans tersebut dan mempertimbangkannya agar tidak membebani rakyat serta kebijakan-kebijakan yang akan datang dapat lebih mensejahterakan rakyat.
 


Fungsi Norma

Posted by Unknown | 21.48 Categories:


Fungsi Norma Sosial Dalam Menciptakan Integrasi
Norma sosial sangat dibutuhkan untuk membentuk masyarakat yang tertib dan harmonis. Hal ini menunjukkan bahwa norma sosial berpengaruh besar dalam menciptakan suatu integrasi sosial. Norma sosial yang bersifat memaksa seperti norma hukum akan membuat masyarakat patuh akan peraturan yang dibuat. Sebagai contohnya, dalam masyarakat tertentu memilki anggota yang berbeda-beda baik agama, ras, etnis dan lain - lain hingga pada suatu ketika terjadi konflik. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan karena ada norma yang mengatur warganya untuk hidup saling berdampingan dan harmonis. Tentunya, penyelesaian konflik tersebut akan melalui beberapa proses, akan tetapi karena ada norma konflik tersebut dapat lebih mudah terselesaikan.
Integrasi sosial akan berhasil dengan baik apabila :
1.      Tercapai suatu konsensus mengenai norma – norma dan nilai – nilai sosial,
2.      Norma – norma tersebut konsisten dan tidak berubah – ubah,
3.      Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain.
Apabila terdapat penyesuaian paham terhadap norma-norma yang berlaku, artinya tentang bagaimana orang harus berperilaku, bagimana tujuaan masyarakat harus dicapai, maka kehidupan masyarakat akan stabil dan orang- orang akan lebih suka tinggal didalam masyarakatnya. Dengan demikian integrasi pun telah tercapai dalam masyarakat tersebut.
Supaya kelompok masyarakat dapat bertahan lama, maka anggota-anggotanya harus selalu dalam keadaan yang stabil dan terikat dalam integrasi kelompok (masyarakat). Beberapa kekuatan yang fungsional dan relavan yang dapat menyebabkan integrasi tetap terpelihara di dalam kelompok masyarakat yaitu sebagai berikut :
  • Adanya “ homogenitas kelompok (masyarakat).
Integrasi yang besar biasanya merupakan hasil dari adanya minat dan kepentingan bersama, ciri – ciri, norma dan tingkah laku yang sama, serta adanya kesepakatan bersama tentang tatacara operasionalnya dan lain sebagainya.
Bila suatu kelompok masyarakat anggotanya terdiri dari kelompok-kelompok  yang berbeda,maka warna dan ciri homogenitas masyarakat menjadi kecil. Hal ini akan mengakibatkan integrasi kelompok menjadi lemah, apabila norma sosial, perilaku atau sikap para anggota kelompok bersifat homogen maka integrasi akan terpelihara.
  • Besar atau kecilnya kelompok masyarakat.
Kelompok masyarakat yang relatif kecil diwarnai oleh hubungan-hubungan pribadi pribadi yang informal dan akrab diantara para anggotanya dibandingkan dengan kelompok yang lebih besar.
  •  “ Efisiensi komunikasi “
Fungsi dari efisiensi komunikasi di antara para anggota, termasuk penyesuaian diri dengan norma-norma dalam kelompok sehingga mempengaruhi perilaku dan sikap tindak mereka sehingga mereka berada dalam garis besar yang sama dengan tujuan – tujuan kelompok.

Sumber:
Soerjono Soekanto.2006.Sosiologi Suatu Pengatar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Koentjaraningrat.1990.Pengantar Ilmu Antropogi.Jakarta:PT Rinena Cipta.
Drs.S.Imam Asyari.1983.Pengantar Sosiologi.Surabaya:Usaha Nasional.
 

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube