Kamis, 27 Desember 2012

Analisis Struktur dan Proses Sosial

Posted by Unknown | 21.59 Categories:


Demo Tolak Kenaikan BBM Di Jl Diponegoro Rusuh
Reporter: Eko Prasetya
Belasan mahasiswa kembali melakukan demontrasi di depan Kampus UKI Salemba di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat. Demo tersebut kembali rusuh dan menyebabkan kemacetan di Jalan Diponegoro.
Pantauan merdeka.com, Selasa (13/3), demo belasan mahasiswa yang menolak rencana kenaikan BBM tersebut awalnya berjalan tertib. Tiba-tiba mahasiswa yang menggunakan setengah jalan membakar dua ban dalam aksi di Jl Diponegoro.
Hal itu mengundang petugas kepolisian untuk beraksi dan langsung memadamkan api karena aksi bakar ban tersebut mengganggu lalu lintas di sekitar lokasi. Namun mahasiswa tidak terima dengan hal tersebut sehingga terjadi aksi dorong-dorongan antara petugas kepolisian dengan mahasiswa.
Aksi semakin memanas dan bentrokan pun pecah di Jl Diponegoro. Beberapa mahasiswa juga melempari polisi dengan batu dan bata. Baku pukul di kedua pihak terjadi untuk beberapa saat.
Akibat kejadian ini Jl Diponegoro, tepatnya di depan RSCM macet. Kendaraan yang melaju dari arah mentang menuju Salemba tidak berani melintas saat bentrokan terjadi.[hhw]
      
Sumber Berita: 


Analisis Berita

Sejatinya, demonstrasi di negara demokrasi seperti Indonesia merupakan suatu hal yang sah dilakukan. Demonstrasi dinilai sebagai bentuk tanggapan atau aspirasi rakyat atas apa yang terjadi di dalam pemerintahan baik yang positif maupun yang negatif. Demonstrasi dinilai dapat menjadi saluran yang efektif. Demonstrasi sendiri bisa mendapat izin dari aparat berwenang dengan berbagai macam syarat yang sudah ditetapkan. Akan tetapi, terkadang syarat perizinan tersebut tidak diindahkan oleh para demonstrans. Tindakan yang tidak kooperatif tersebut dapat memicu  timbulnya masalah baru.
            Jika dilihat dari kacamata Sosiologi khususnya macam-macam bentuk interaksi disosiatif, demo kenaikan BBM di atas termasuk ke dalam interaksi disosiatif kontravensi dan pertentangan. Bisa dikatakan kontravensi karena kegiatan demo tersebut berniat untuk menghalangi pemerintah menaikkan harga BBM. Selain itu, demo tersebut dikatakan kontravensi karena tidak berakhir dengan pertikaian. Kemudian, juga bisa disebut pertentangan karena demo di atas berakhir dengan kericuhan dan kekerasan.
            Demo kenaikan harga BBM di atas tergolong dalam demonstrasi yang menimbulkan masalah baru. Demo yang pada awalnya ingin menyampaikan aspirasi rakyat yang keberatan dengan naiknya harga BBM justru berakhir ricuh. Mahasiswa sebagai peserta demo melakukan aksi anarkis dengan membakar dua ban. Hal tersebut merupakan pelanggaran tata tertib dalam berdemo. Selain itu, aksi tersebut juga merugikan pengguna jalan yang melintasi jalan Diponegoro Jakarta Pusat. Hal ini sangat disayangkan, karena demo yang semestinya berniat baik justru merugikan orang lain.
            Sebenarnya, kebanyakan demo dilakukan atas dasar kekecewaan pada kebijakan pemerintah. Kekecewaan itulah yang membuat para demonstrans melakukan demo disertai dengan emosi yang meluap-luap, walaupun tidak semuanya. Emosi tersebut mereka wujudkan dalam tindakan-tindakan yang tidak semestinya dalam aktivitas demo. Tapi, tidak selamanya demonstrans dapat disalahkan. Aparat pengamanan demo yang bertindak terlalu keras pada pendemo juga tidak dibenarkan. Mereka seharusnya mengawal dengan sewajarnya dan bertindak keras apabila para demonstrans sudah bertindak hal-hal yang bersifat merusak dan merugikan.
Demo yang tertib dapat terlaksana asalkan para demonstran dapat menjaga emosinya dengan baik.  Selain itu, demo yang tertib juga harus didukung pengamanan aparat terkait. Hubungan yang baik antara pendemo dan aparat pengaman dapat terjadi dalam setiap aktivitas demo agar tidak terjadi kerusuhan yang merugikan orang lain. Selanjutnya, setelah demo berjalan dengan baik diharapkan pemerintah juga dapat menerima aspirasi para demonstrans tersebut dan mempertimbangkannya agar tidak membebani rakyat serta kebijakan-kebijakan yang akan datang dapat lebih mensejahterakan rakyat.
 


0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube