Kamis, 27 Desember 2012

Teori Ferdinand Tonnies

Posted by Unknown | 22.02 Categories:


Pandangan Ferdinand Tonnies 
Dikotomi antara bentuk struktur sosial pramodern dan yang modern tidak hanya dikenal dalam analisa Durkheim. Mungkin sangat mirip dengan distingsi Tonnies yang terkenal itu antara masyarakat Gemeinschaft dan masyarakat Gesellschaft. Terjemahan Inggrisnya adalah community dan society untuk masing-masingnya, yang pada dasarnya juga berhubungan dengan istilah solidaritas mekanik dan organik.
Bagi Tonnies, masyarakat Gemeinschaft mencerminkan satu kemauan yang bersifat alamiah dan memperlihatkan satu struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh dan memperlihatkan spontanitas dalam perilaku. Sebaliknya masyarakat Gesellschaft ditandai oleh kemauan yang bersifat rasional, yang lebih direncanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang didasarkan pada spesialisasi tertentu. Disitingsi Maine antara status dan kontrak memperlihatkan dikotomi yang serupa, seperti yang kemudian banyak dilukiskan oleh Redfield antara kebudayaan rakyat dan kebudayaan kota. (Johnson, 1986 : 189).
Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-proses biologis, bukan pula mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian individual yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan didorong oleh naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah usaha manusia untuk memelihara relasi-relasi timbal balik yang mantap dan kemauan manusia mendasari masyarakat. Sehubungan dengan kemauan itu, Tonnies kemudian membedakan antara Zweekwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu dorongan batin berupa perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm Wundu.
Menurut Ferdinand Tonnies, seseorang sosiolog dari Jerman pada tahun 1885-1936 dalam  bukunya “gemeinschaft und gesselschaft” (1887) bahwa semua hubungan antar manusia yang menimbulkan suatu ikatan berasal dari dua rupa sifat-sifat pokok, yakni “wessenwillen” manusia atau “kurwillen” manusia. “wessenwillen” itu ialah bentuk-bentuk kehendak, dalam arti positif atau negatif yang berakar pada perasaan (hasrat naluri) dan diperkuat oleh pemakaian, jadi sebagai kebiasaan serta disempurnakan oleh agama dan kepercayaan. Di dalamnya termasuk juga kehendak yang positif yakni apabila kehendak itu ditujukan kepada alat-alat untuk mencapai suatu  tujuan, merupakan alat itu bersama-sama dengan tujuan dirasakan dan dipikirkan sebagai kesatuan.
Pada umumnya, wessenwillen itu bersifat tak rasional dalam arti tidak mengurangi sifat dari pada akal itu sendiri, bersifat subyektif serta statis. Dan segala ikatan sosial yang cenderung kepada sifat-sifat tak rasional-subyektif-statis, oleh Tonnies disebut Gemeinschaft. Kurwillen adalah bentuk-bentuk kehendak, dalam arti positif atau negatif yang berakar pada akal pikiran atau rasio, jadi diperhitungkan untung ruginya terlebih dahulu. Misalkan dalam hal timbul perbedaan, yakni apabila tujuan dan alat-alat itu tidak bertepatan artinya apabila alat itu berlainan, bahkan bertentangan dengan tujuan namun meskipun demikian masih juga diakui dan dikehiendaki sebagai alat, jadi juga dengan mengalahkan rasa segan, enggan, masgul atau perasaan-perasaan lainnya yang tak logis ataau tak rasional.
Pada umumnya kurwillen itu bersifat rasional, obyektif dan dinamis. Dan segala ikatan sosial yang cenderung kepada sifat-sifat rasional-obyektif-dinamis, ini oleh Tonnies disebut Gesselschaft. Dengan adanya pembagian bentuk pergaulan hidup secara tajam yaitu gemeinschaft dan gesselschaft tersebut di atas, merupakan dua ujung pergaulan hidup yang paling berlawanan. Namun demikian pergaulan hidup sebagai dua kutub yang murni, yaitu gemeinschaft atau gesselschaft yang mutlak, pada hakekatnya tidak pernah terdapat dalam arti yang mutlak nyata. Sebab dalam praktek ada kemungkinan tiap-tiap pergaulan hidup, pertentangan itu agak samar-samar. Jadi diakuinya ada berbagai jenis pergaulan hidup menurut kenyataan merupakan paduan dari unsur sifat-sifat itu saling bergantian dan saling bercampur-baur yang membentuk pergaulan hidup dengan ciri-ciri tersendiri.
Sehubungan dengan itu para sarjana sosiologi atas dasar campuran teori klasik dari Tonnies, memberi istilah-istilah sendiri serta menyebutkan sifat-sifat serta pembatasan-pembatasan tertentu dalam menggolong-golongkan pergaulan hidup yang nyata yang banyak macamnya itu antara lain:
1.      Keluarga dan kerabat – Community Primeir
2.      Community – Society
3.      Desa dan Kota
4.      Crowd
5.      Kelompok pada umumnya
6.      Golongan dan kelas
7.      Bangsa, Negara, Nasion
8.      Perkumpulan dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube